JBNINDONESIA.COM, LUWU UTARA - Ratusan petani di Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, terancam tidak akan melakukan aktivitas bercocok tanam lantaran irigasi yang selama ini mengairi sawah mereka terkubur oleh lumpur sepanjang 400 meter mulai dari hulu hingga ke Lingkungan Pontaden.
Tidak berfungsinya saluran air tersebut, akibat dari dampak banjir bandang beberapa bulan lalu.
Salah satu petani setempat, Pak Arsyad atau lebih dikenal dengan panggilan Bapak Ucok pun mengakui bahwa irigasi tersebut mengairi lebih dari 1.000 hektar sawah petani di 4 desa di Kecamatan Masamba seperti Desa Bone Tua, Desa Pombakka, Desa Rompu, dan Desa Pandak.
"Kami dari kelompok Tani sudah mengadukan ini ke pemerintah daerah, hanya saja jawaban dari Pemda bahwa jika di atas 1.000 hektar itu sudah wewenang pemerintah provinsi," ungkapnya.
Pak ucok melanjutkan, jika masalah ini tidak segera ditangani, sawah seluas 1.000 hektar lebih yang ada di 4 desa tersebut sudah dipastikan tidak akan ditanami musim ini.
"Saya dapat informasi jika salah satu Anggota DPRD Provinsi, Pak Andi Syafiuddin ada di Masamba, untuk itu kami kesini di kediamannya untuk mengadukan masalah kami ini agar diteruskan ke pemerintah provinsi," kata bapak ucok saat berkunjung ke Rumah Andi Syafiuddin di Masamba, Kamis (15/10/20).
Menanggapi Keluhan tersebut, Andi Syafiuddin Patahuddin pun menuturkan bahwa akan berusaha untuk membantu menangani masalah irigasi tersebut, sebab menurutnya, pertanian adalah pengasilan utama masyarakat di Kecamatan Masamba.
"Ini dananya ada, kita akan berusaha mengusulkan menggunakan dana aspirasi, semoga bisa disetujui," ungkap Syafiuddin.
"saya kira ini penting sebab salah satu yang menjadi andalan kita di Luwu Utara, khususnya Kecamatan Masamba adalah pertanian, dan kalau ini terganggu, saya yakin akan berdampak besar terhadap perekonomian yang ada di Luwu Utara," sambungnya.
Syafiuddin juga mengalkulasi jumlah kerugian sebesar 20 miliar rupiah jika keempat desa tersebut di musim ini tidak melakukan aktifitas pertanian.
"Jika 1 hektar biasanya menghasilkan 5 ton gabah, maka 1.000 hektar bisa hasilkan 5.000 ton, sementara harga gabah per kilonya 4.000 rupiah, artinya Kecamatan Masamba akan rugi 20 M," pungkasnya. (Bayu)
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia