Dampak Harga BBM Naik, Nelayan Gorontalo Minta Tambahan Jatah

Kamis, 08 September 2022 | 09:50 WIB Last Updated 2022-09-08T03:16:23Z
SPDN yang ada di Kabila Bone (foto:Noka/JBN)

Gorontalo, JBN Indonesia - Ketua Asosiasi Nelayan dan Pedagang Ikan Provinsi Gorontalo Sarlis Mantu meminta kepada Pemerintah untuk menambah jatah pasokan BBM kepada nelayan.


Hal ini disebabkan jatah BBM yang dipasok melalui SPDN yang ada di PPI Tenda tidak mencukupi kebutuhan operasional kapal penangkap ikan (pamo) milik nelayan yang ada di Gorontalo.


Padahal SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan) yang merupakan tempat pembelian BBM (Solar) bagi nelayan ini bertujuan untuk mengurangi permasalahan yang dihadapi para nelayan dalam membutuhkan BBM dengan harga lebih murah sehingga produktivitas dan pendapatan para nelayan meningkat.


Namun, alih-alih meningkatkan produktifitas dan pendapatan mereka, keberadaan SPDN di PPI Tenda ini pun belum bisa memberikan solusi terhadap tingginya kebutuhan BBM dari para nelayan.


"Kami hanya mendapatkan jatah BBM sebanyak 90 Kilo Liter (KL) dalam sebulan. Jumlah ini tidak cukup. Karena yang menggunakan BBM ini adalah nelayan yang ada di Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan sebagian Kabupaten Gorontalo,"ungkap Sarlis Mantu kepada JBN Indonesia, Rabu (7/9/2022) malam.


Sehingganya, Dia berharap Pemerintah Provinsi Gorontalo dapat mengupayakan tambahan jatah BBM untuk nelayan Gorontalo meskipun dengan harga yang tinggi. 


"Tidak masalah harganya naik. Yang penting jatah untuk nelayan ditambah dan mudah untuk mendapatkannya,"ujarnya.


Sarlis Mantu mengusulkan untuk bisa memenuhi kebutuhan nelayan atas BBM ini, maka Pemerintah harus memfungsikan SPDN yang ada di Kabila Bone (Bone Bolango) dan Gorontalo Utara.


"Itu kapasitasnya 30 KL. Jika ini difungsikan, ini dapat mempermudah nelayan mendapatkan BBM,"imbuhnya.


Ditanya tentang aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh mahasiswa di beberapa daerah, pengusaha ikan yang sangat dermawan ini mengatakan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan hal tersebut tetapi Dia bersama dengan rekan-rekannya yang tergabung dalam Asosiasi Nelayan dan Pedagang Ikan Provinsi Gorontalo ini, mengaku tidak tertarik untuk melakukan unjuk rasa. Meski nelayan dianggap sebagai pihak yang paling merasakan dampak kenaikan harga BBM ini, namun Dia menilai bahwa kebijakan yang diambil oleh Pemerintah dengan menaikkan harga BBM tidak menjadi persoalan serius bagi nelayan.


"Kami tidak keberatan pemerintah menaikkan harga BBM. Yang penting BBM ini ada dan mudah untuk mendapatkannya,"tandasnya. 


Sarlis juga mengakui bahwa pihaknya tidak kaget apalagi mengeluh dengan kenaikan harga BBM. Hal ini disebabkan mereka sudah terbiasa dengan harga BBM yang sering naik. 


"Kami sudah terbiasa. Sebelum kenaikan ini pun kami terkadang membeli di kios (pedagang pengecer) dengan harga yang lebih tinggi dari harga di pertamina,"ucapnya dengan nada datar.


Pria yang akrab disapa Om Ungke ini mengatakan bahwa kondisi ini (membeli BBM eceran) sering terjadi karena mereka harus memenuhi kebutuhan BBM untuk melaut sementara ketersediaan BBM di SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Untuk Nelayan yang ada di PPI Tenda Kota Gorontalo tidak mencukupi kebutuhan nelayan untuk operasional kapal penangkap ikan (pamo). 


(Noka/JBN)




Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dampak Harga BBM Naik, Nelayan Gorontalo Minta Tambahan Jatah

Trending Now