Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin Pantau Bangunan |
Probolinggo,JBN Indonesia – Sebagai upaya monitoring dan evaluasi terhadap sejumlah proyek pembangunan infrastruktur di Kota Probolinggo, Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin beserta Forkopimda dan sejumlah pejabat terkait melakukan road show, Kamis (17/11). Proyek yang dikunjungi Alun-alun, Mal Pelayanan Publik, dan Rumah Sakit Ar-Rozi.
Tak hanya mengajak stakeholder terkait, wali kota kali ini juga mengajak sejumlah media untuk ikut memantau progres pembangunan ketiga infrastruktur tersebut. Rombongan menuju Alun-alun sebagai lokasi pertama yang dikunjungi.
Disana, Habib Hadi menjelaskan rencana pembangunan Alun-alun yang nantinya dibangun tanpa pagar pembatas. Menurutnya, pembangunan alun-alun ini sangat dinantikan masyarakat.
“Di sebelah timur ini, akan dibangun pujasera 2 lantai, pengunjung dapat menikmati pemandangan Alun-alun dari pujasera ini. Di pintu masuk juga bakal dibangun ornamen-ornamen yang menarik. Ada air mancur juga. Warga bisa menikmati sejumlah hal baru di Alun-alun nanti,” jelas wali kota.
Kemudian, rombongan beranjak ke lokasi kedua, yakni Mal Pelayanan Publik (MPP). Proyek pembangunan MPP juga menjadi salah satu yang dinantikan masyarakat, mengingat MPP sangat memudahkan masyarakat dalam memperoleh pelayanan publik.
“MPP ini dibangun dengan 2 lantai dimana nanti di lantai dua kami sediakan stand untuk UMKM dan ruang tunggu ramah anak sehingga bisa memberikan kenyamanan lebih untuk masyarakat,” kata Habib Hadi.
Saat ini, operasional pelayanan MPP untuk sementara dipindah di GOR A. Yani. Oleh karena itu, Habib Hadi meminta pada masyarakat agar bersabar dengan fasilitas yang ada saat ini, mengingat proses pembangunan MPP masih berlangsung.
Tak hanya pembangunan MPP, di sebelah selatan juga dibangun 2 gedung yang akan digunakan untuk kantor Dispenduk Capil dan DPMPTSP. Menurut Habib Hadi, penempatan 2 kantor ini di belakang MPP akan memudahkan pelayanan jika nantinya terdapat masalah.
Setelah mengunjungi MPP, rombongan bergerak ke wilayah selatan Kota Probolinggo untuk memantau pembangunan Rumah Sakit Ar-Rozi. Rumah sakit ini memang menjadi salah satu program prioritas wali kota di masa kepemimpinannya dan saat ini proses pembangunannya telah mencapai 70%.
“Alhamdulillah, ini menjadi komitmen kami untuk membangun rumah sakit yang memadai bagi masyarakat. Mudah-mudahan proses pembangunan bisa selesai sesuai kontrak. Mohon doanya mudah-mudahan lancar,” kata Habib Hadi.
Menurut wali kota, pembangunan Rumah Sakit Ar-Rozi juga diharapkan dapat mendongkrak potensi ekonomi di wilayah selatan Kota Probolinggo. “Selama ini, pembangunan kota banyak dilakukan di wilayah utara. Harapannya, dengan pembangunan rumah sakit ini di wilayah selatan, dapat meningkatkan potensi ekonomi sehingga pemerataan ekonomi bisa terwujud,” tutur Habib Hadi.
Rencananya, Rumah Sakit Ar-rozi bakal beroperasi pada pertengahan tahun 2023. Nantinya, Pemerintah Kota Probolinggo akan berupaya untuk memenuhi tenaga kerja dan alat kesehatan yang dibutuhkan dan diharapkan pada pertengahan tahun depan, rumah sakit ini dapat beroperasi.
“Pembangunan rumah sakit ini bersifat multi-years. Nantinya kami juga akan membangun fasilitas rawat inap kelas A. Dan harapannya ke depan, Rumah Sakit Ar-Rozi dapat menjadi salah satu rumah sakit rujukan di Jawa Timur,” kata Habib Hadi.
Dari hasil monitoring dan evaluasi terhadap tiga pembangunan infrastruktur, Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin meminta pada pelaksana proyek untuk merampungkan pekerjaan sesuai target yang ditetapkan dalam kontrak.
Diketahui, dari tiga proyek tersebut, semuanya ditargetkan rampung di akhir tahun. Mengingat waktu yang semakin dekat, wali kota berharap pelaksana dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
“Diatur lagi, baik tenaga kerja, jam kerja, hingga materialnya harus disesuaikan dengan kebutuhan. Jika perlu, tambah tenaga kerjanya, dilembur, sehingga proyek bisa selesai tepat waktu sesuai yang diharapkan,” ujar Habib Hadi.
Kepala Kejaksaan Negeri Kota Probolinggo, Hartono juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, pelaksana harus mempertimbangkan waktu pelaksanaan yang tinggal kurang lebih satu bulan lagi.
“Apalagi, sekarang sudah musim hujan, kalau tidak diimbangi dengan tenaga kerja yang mencukupi atau jam kerja yang cukup, maka dikhawatirkan tidak selesai. Maka harapan saya, pelaksana harus perhatikan tiga hal, yakni material, tenaga kerja, dan waktu. Jangan sampai molor pengerjaannya,” tutur Hartono.
Sementara itu, Mahdi Hasan selaku project manager RS Ar-Rozi dari PT MAM menyatakan kesanggupannya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
“Kami selaku kontraktor pelaksana berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Kita terus menambah pekerja sesuai dengan pos nya masing-masing. Kita juga menambah jam kerja hingga malam, berikut dengan materialnya kita sesuaikan terus,” ungkap Hasan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman, Setiorini Sayekti menyatakan jika waktu penyelesaian proyek tidak sesuai target yang telah ditetapkan, pihaknya akan menggelar Show Cause Meeting (SCM) dimana pelaksana proyek akan menjelaskan alasan keterlambatan pengerjaan proyek.
“Jika sampai SCM 3, pelaksana tidak dapat memenuhi progres, maka bisa jadi kita putus kontrak. Nanti ada syarat dan ketentuan nya sebelum putus kontrak. Istilahnya justifikasi teknis, apakah perlu diberikan perpanjangan waktu atau tidak. Namun, semoga seluruh proyek infrastruktur tahun ini lancar dan bisa selesai tepat waktu,” jelas Rini.
***Yuli
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia