Jelang pelaksanaan Yadnya Kasada sejumlah umat Hindu Suku Tengger menggelar ritual Mendak Tirta di mata air suci, air terjun Madakaripura (Yuliono/JBNIndonesia.com) |
JBNIndonesia.com|PROBOLINGGO JATIM-Jelang pelaksanaan Yadnya Kasada sejumlah umat Hindu Suku Tengger menggelar ritual Mendak Tirta di mata air suci, air terjun Madakaripura, Desa Negorejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
Dalam prosesi tersebut, umat Hindu Suku Tengger mendapat pengawalan dan pendampingan dari Koramil 0820/08 Sukapura dan Koramil 0820/09 Lumbang.
Anggota Koramil 0820/09 Lumbang, Pelda Dodik mengatakan, Mendak Tirta merupakan proses pengambilan air suci yang merupakan bagian prosesi adat sebelum menginjak peringatan Yadnya Kasada.
"Dengan harapan, antara hubungan manusia dengan manusia, serta manusia dengan pencipta, maupun manusia dengan alam, agar menyatu dalam hubungan harmonis," kata Pelda Dodik, Kamis (20/6).
Menurutnya, pada ritual ini warga Suku Tengger membawa beberapa sesaji hasil bumi untuk nantinya diberikan doa-doa dan di tempatkan pelataran tempat suci air terjun Madakaripura. Tujuannya minta ijin ke Sang Haang Widhi Wasa untuk mengambil air suci di lokasi setempat.
"Usai melakukan ritual doa bersama, warga suku Tengger lantas mengunjungi mata air terjun Madakaripura guna mengambil air suci dan melarung sejumlah sesaji yang telah diberi doa,"ujarnya.
Di tambahkan Pelda Dodik bahwa, upacara Mendak Tirta dipimpin oleh dukun Tengger yang kemudian lantas meletakkan air suci yang diambil dari mata air terjun Madakaripura di Pura Luhur Poten yang berlokasi di tengah lautan pasir gunung Bromo.
Pengambilan air suci di air terjun Madakaripura sengaja dipilih, lantaran lokasi tersebut merupakan daerah keramat yang diketahui sebagai tempat pertapaan Patih Gajah Mada. "Patih Gajamada sendiri, merupakan leluhur suku Tengger dan dikenal sebagai penguasa nusantara,"ungkapnya.
Lebih lanjut anggota murah senyum ini menegaskan,prosesi Mendak Tirta ini merupakan ritual tahunan masyarakat Suku Tengger. "Tentunya karena ini bagian adat dan budaya maka pemerintah akan terus memfasilitasi keperluanya yang dibutuhkan agar tetap lestari,"jelasnya.
Terpisah, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Probolinggo, Bambang Suprapto mengatakan, kegiatan penyucian tersebut dikenal dengan mendak tirta. Kegiatan ini merupakan rangkaian ritual menjelang upacara Yandya Kasada.
Keempat sumber mata air yang di gunakan dalam penyucian yaitu sumber mata air Watuk Klosot Senduro Lumajang, Widodaren, Madakaripura Lumbang dan Rondo Kuning Ranupane Lumajang.
Dalam pengambilan sumber mata air tersebut, dilakukan oleh pandita dengan pembacaan mantera. Jadi tidak semua warga Tengger bisa mengambil air itu untuk penyucian. " Setelah air dari keempat sumber sudah diperoleh, langsung di kumpulkan dalam satu tempat, air digunakan untuk menyucikan benda-benda peribadatan di Pura Poten," tuturnya.
(Yuli/JBN)
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia