Mengungkap Mafia Lobster, Perjuangan BALAD Grup Melawan Kebusukan Regulasi

Minggu, 22 Desember 2024 | 08:54 WIB Last Updated 2024-12-22T01:54:43Z

 


JAKARTA, JBN Indonesia - Sejak April 2024, Indonesia sedang menyaksikan lahirnya sebuah babak baru dalam industri perikanan. Sebuah langkah besar dimulai oleh Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup), yang digawangi oleh sosok visioner, HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy. Berbekal semangat reformasi dan keberanian melawan praktik korupsi, pria yang menyebut dirinya sebagai cicit Ken Arok ini membawa misi besar: menjadikan Indonesia sebagai raja ekspor lobster dunia.


BALAD Grup tidak hanya menjadi pionir dalam budidaya lobster nasional tetapi juga memulai langkah strategis dengan mematuhi seluruh regulasi dalam negeri maupun internasional. Mengacu pada PERMEN KKP No. 7 Tahun 2024, perusahaan ini mengurus legalitas di dua negara: Indonesia dan Vietnam, demi memastikan proses budidaya dan ekspor lobster berjalan sesuai aturan.


Namun, langkah ini tidaklah mudah. Khalilur dengan berani mengungkap praktik mafia ekspor Benih Bening Lobster (BBL) yang telah lama menghantui sektor perikanan Indonesia. Dua rombongan penipu teridentifikasi: satu beroperasi di Bali, dan lainnya di NTB. Modusnya mereka memanipulasi regulasi, menciptakan dokumen palsu, dan mengekspor BBL secara ilegal dalam jumlah besar tanpa komitmen nyata terhadap budidaya dalam negeri.


“Mafia ini telah menipu negara dan mengkhianati Ibu Pertiwi. Kita harus berani melawan demi masa depan bangsa,” tegas Khalilur dalam rilisnya Minggu (22/12/2024).


Di tengah kerumitan tersebut, BALAD Grup hadir sebagai cahaya harapan. Perusahaan ini telah memindahkan keramba dari Situbondo ke Teluk Pangelek, Gugusan Teluk Kangean, Sumenep, Madura. Dengan target ambisius membudidayakan 500 juta ekor lobster dalam 10 tahun, BALAD Grup siap mengubah wajah perikanan nasional.


Pada Januari 2025, tahap awal budidaya akan dimulai dengan 200 ribu ekor lobster. Selama setahun, volume budidaya akan meningkat menjadi 50 juta ekor, didukung investasi tahunan sebesar Rp8,5 triliun. Langkah ini bukan hanya mencerminkan visi besar tetapi juga kesiapan teknis dan finansial yang matang.


“Kita tidak bisa hanya menjadi penonton. Indonesia memiliki potensi besar, tetapi kita harus berani melangkah lebih cepat dan lebih jauh daripada negara lain,” ujar Khalilur.


Vietnam selama ini menjadi pemimpin ekspor lobster ke Tiongkok, dengan pengiriman harian lebih dari 500 ton lobster. Ironisnya, bibit lobster yang mereka gunakan sebagian besar berasal dari Indonesia. 


"Nilai ekonominya Fantastis. Dengan harga rata-rata Rp500 ribu per kilogram, Vietnam menghasilkan pendapatan minimal Rp250 miliar per hari, atau lebih dari Rp100 triliun per tahun," ungkapnya.


Namun, Khalilur yakin Indonesia mampu menyaingi bahkan melampaui Vietnam. BALAD Grup telah mendapatkan kontrak awal dengan dua perusahaan besar Tiongkok, yaitu BUMN Perikanan China dan Raksasa Perusahaan Perikanan Swasta China.


"Kami BALAD Grup optimistis ekspor lobster Indonesia bisa dimulai pada Agustus 2025, lima tahun lebih cepat dari target pemerintah," tambahnya.


Di balik ambisi besar ini, Khalilur tidak melupakan pentingnya integritas. Ia mengkritik keras perilaku oknum di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang terlibat dalam praktik-praktik curang. Namun, ia juga mengapresiasi langkah-langkah perbaikan yang mulai dilakukan oleh KKP.


“Saya menitikkan air mata bahagia ketika tahu KKP mulai berubah. Ada harapan bagi Indonesia untuk bangkit dari korupsi dan menjadi pemimpin dunia di sektor perikanan,” kata Khalilur.


Dengan tekad yang kuat dan langkah strategis, Khalilur bersama BALAD Grup tidak hanya ingin mencetak keuntungan, tetapi juga membangun Indonesia yang lebih bermartabat.


“Kita tidak hanya ingin menjadi eksportir terbesar, tetapi juga ingin membuktikan bahwa Indonesia bisa bersaing secara adil dan transparan di pasar global,” tutup Khalilur.


Langkah BALAD Grup adalah bukti bahwa perubahan besar dimulai dari keberanian satu individu. Dan jika visi ini berhasil, Indonesia tidak hanya akan menjadi pemain utama di pasar lobster global, tetapi juga menjadi simbol perlawanan terhadap korupsi dan manipulasi. 

Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mengungkap Mafia Lobster, Perjuangan BALAD Grup Melawan Kebusukan Regulasi

Trending Now