JAKARTA, JBN Indonesia – Di tengah geliat ekonomi yang terus berkembang, Indonesia kini melangkah maju dengan ambisi besar: menjadi pusat budidaya perikanan dunia. Melalui visi besar HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, Founder dan CEO Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup), Indonesia mengambil langkah strategis untuk mendominasi pasar global dengan tiga komoditas andalan Lobster, Kerapu, dan Teripang, yang dikenal dengan akronim “LOKET.”
Dengan latar belakang potensi laut yang luar biasa, strategi ini bukan sekadar mimpi. Berbasis di Gugusan Teluk Kangean, Madura, proyek ini siap menciptakan dampak besar, tidak hanya bagi ekonomi nasional tetapi juga bagi kehidupan masyarakat lokal.
Dengan luas total 8.000 hektar dan 16 teluk potensial, Teluk Kangean menjadi pusat dari proyek ambisius ini. Lobster, sebagai komoditas utama, akan menjadi kunci kebangkitan industri perikanan Indonesia.
“Target kami adalah membudidayakan hingga 1 miliar lobster pada 2035, Ini bukan sekadar target bisnis; ini adalah upaya mewujudkan kedaulatan ekonomi laut Indonesia,” ujar Khalilur R Abdullah Sahlawiy. Senin (13/01/2025).
Proyek ini dimulai dengan rencana membudidayakan 100 juta lobster pada tahun pertama melalui 4.000 keramba, yang akan menciptakan 40.000 lapangan pekerjaan di kawasan tersebut. Tak berhenti di situ, BALAD Grup telah merancang ekspansi ke wilayah-wilayah potensial lainnya, termasuk Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Maluku.
Selain lobster, kerapu menjadi komoditas unggulan berikutnya. Dengan sejarah panjang sebagai salah satu ikan budidaya bernilai tinggi sejak era Orde Baru, pengembangan kerapu ini memiliki fondasi yang kuat.
BALAD Grup berencana membuka 100 hatchery (pemijahan) di Situbondo, Jawa Timur, untuk memproduksi bibit kerapu yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri. Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, akan menjadi pusat keramba yang ditargetkan mampu menghasilkan hingga 25 juta ekor kerapu per tahun.
“Proyek ini tidak hanya tentang produksi ikan, tetapi juga tentang mengubah citra Situbondo dari daerah miskin menjadi pusat ekonomi maritim modern,” tambah Khalilur.
Teripang, atau sea cucumber, sering kali dianggap remeh. Namun, di pasar global, komoditas ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, terutama di pasar Asia. BALAD Grup merancang budidaya teripang di dua lokasi strategis, yaitu Teluk Kangean, Madura, dan Maumere of Flores (MoF), Nusa Tenggara Timur.
“Dengan meningkatnya permintaan global, teripang adalah komoditas yang tidak boleh kita abaikan. Kami ingin memastikan Indonesia menjadi pemain utama dalam industri ini,” tegas Khalilur.
China, sebagai pasar terbesar untuk produk perikanan, menjadi fokus utama ekspansi bisnis BALAD Grup. Perusahaan ini akan membuka kantor cabang di Distrik Nanshan, Shenzhen, pada Februari 2025. Lokasinya yang berada di lantai 86 gedung tertinggi di kawasan tersebut melambangkan ambisi besar untuk menaklukkan pasar global.
“China adalah pintu gerbang ke pasar dunia. Kehadiran kami di sana bukan hanya simbol, tetapi juga komitmen untuk menjadi pemimpin global di sektor ini,” ungkap Khalilur.
Salah satu aspek yang paling menarik dari proyek ini adalah dampaknya terhadap masyarakat lokal. Dengan menciptakan ribuan lapangan kerja di sektor perikanan, proyek ini memberikan harapan baru bagi masyarakat pesisir yang sebelumnya terpinggirkan.
“Ini bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang keadilan sosial. Kami ingin memastikan bahwa setiap orang, terutama masyarakat kecil, mendapatkan manfaat dari kekayaan laut Indonesia,” jelas Khalilur dengan semangat.
Namun, di balik ambisi besar ini, tantangan tetap ada. Mulai dari risiko lingkungan hingga keberlanjutan sumber daya laut, semua menjadi pekerjaan rumah besar bagi BALAD Grup dan pemerintah Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Kolaborasi dengan para ahli dan komunitas lokal adalah kunci keberhasilan kami,” tambah Khalilur.
Langkah besar BALAD Grup adalah cerminan dari potensi besar Indonesia sebagai negara maritim. Dengan inovasi, keberanian, dan komitmen terhadap keberlanjutan, Indonesia siap membuktikan diri sebagai raja budidaya perikanan dunia, di mana kekayaan laut Indonesia tidak hanya menjadi kebanggaan nasional tetapi juga menjadi kekuatan global.
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia