Keramba apung audah mulai selesai dikerjakan di kepulauan Sumenep
JAKARTA, JBN Indonesia – Lautan Indonesia kembali menjadi pusat perhatian dunia. BALAD Grup, perusahaan berbasis maritim yang dipimpin oleh HRM. Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, mengumumkan proyek ambisius untuk membudidayakan 500 juta lobster dalam 10 tahun ke depan. Proyek yang dimulai dari Teluk Pangelek, Sumenep, ini diharapkan membawa Indonesia menjadi salah satu produsen lobster terbesar di dunia. Rabu (8/01/2025).
Teluk Pangelek, seluas 54 hektar di Desa Saobi, telah disulap menjadi lokasi awal untuk budidaya lobster modern. Dengan teknologi keramba canggih, BALAD Grup menargetkan produksi 10 juta lobster pada 2025.
“Ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga misi sosial. Kami ingin memberdayakan masyarakat pesisir dengan ribuan lapangan kerja baru,” ujar HRM. Khalilur.
Pada tahun 2025, BALAD Grup menargetkan produksi 10 juta ekor lobster hanya dari lokasi ini. Proyek ini mengandalkan sistem keramba yang canggih untuk menjaga ekosistem laut seperti :
1 set keramba terdiri dari 50 lubang/unit, dengan kapasitas 500 baby lobster per unit. Setelah 3 bulan, lobster muda akan dipindahkan ke keramba baru untuk memastikan pertumbuhan optimal.
Luas area budidaya akan dibagi menjadi dua bagian utama:
1. 20 hektar untuk benih bening lobster (BBL) dengan kapasitas 5 juta ekor.
2. 20 hektar untuk lobster dewasa, juga dengan kapasitas 5 juta ekor.
Sisanya digunakan untuk akses jalan dan infrastruktur pendukung.
Namun, ini baru awal. BALAD Grup telah mengantongi izin untuk mengembangkan 15 teluk lainnya di gugusan Teluk Kangean, dengan luas total mencapai 8.000 hektar. Target ambisius: 500 juta lobster dalam satu dekade.
“Bayangkan dampaknya, 240.000 lapangan kerja baru, kontribusi ekonomi Rp 1.000 triliun, Dengan China sebagai target utama ekspor, peluang pasar lobster dari Indonesia diproyeksikan akan meningkat pesat dan akan menjadi pusat maritim dunia,” tambah Khalilur.
Namun, di balik optimisme ini, ada tantangan yang harus dihadapi, seperti keberlanjutan ekosistem, infrastruktur pendukung, dan distribusi keuntungan yang merata.
“Indonesia punya segalanya: laut, teknologi, dan semangat masyarakat. Dengan visi ini, kami yakin Indonesia bisa menjadi raksasa lobster dunia,” tambah Khalilur.
Ambisi BALAD Grup tidak terbatas pada Teluk Kangean. Mereka juga berencana memperluas budidaya ke 567 teluk di seluruh Indonesia, termasuk wilayah-wilayah potensial seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara (Sulut), Kepulauan Riau (Kepri), Maluku, dan Bangka Belitung.
HRM. Khalilur R. Abdullah Sahlawiy menekankan bahwa proyek ini bukan sekadar bisnis, tetapi juga misi sosial. Dengan membuka ribuan lapangan kerja, proyek ini diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan di kawasan pesisir sekaligus memperkuat ekonomi lokal.
“Tidak perlu mencuri uang negara untuk menjadi kaya raya. Mari kita cintai NKRI dengan mengelola sumber daya alam secara bijak dan penuh tanggung jawab,” tutupnya.
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia