Peserta PWR berpatroli di Taman Nasional Baluran
SITUBONDO, JBN Indonesia – Taman Nasional (TN) Baluran kembali membuat gebrakan dengan meluncurkan program inovatif bertajuk "Patroli With Ranger" (PWR). Program ini menggabungkan konservasi alam, perlindungan satwa liar, wisata minat khusus, pengalaman langsung di alam bebas, serta pemberdayaan masyarakat lokal. Tidak hanya sekadar menikmati keindahan alam, peserta diajak untuk merasakan langsung sensasi menjadi ranger yang bertugas menjaga ekosistem salah satu taman nasional paling ikonik di Indonesia. Rabu (26/02).
Sebagai taman nasional yang dikenal dengan julukan "Little Africa van Java", Baluran memiliki lanskap savana yang eksotis, hutan belantara yang kaya satwa liar, serta pantai dan mangrove yang masih alami. Lewat program ini, peserta bisa menjelajahi sisi liar Baluran dari sudut pandang berbeda, berkontribusi dalam upaya perlindungan lingkungan, serta turut merasakan keseharian ranger yang menjaga kawasan konservasi ini.
Menurut Kepala Balai TN Baluran, Dr. Ir. Johan Setiawan, S.Hut., M.Sc, PWR adalah terobosan baru yang menawarkan pengalaman eksklusif bagi wildlife enthusiast, fotografer alam, pengamat satwa, ekoturis, hingga pecinta petualangan.
"Program ini memberi kesempatan bagi kelompok terbatas yang ingin merasakan serunya menjadi ranger Baluran. Mereka akan diajak patroli, melakukan monitoring satwa liar, birdwatching, tracking, serta menjelajah jalur patroli hutan dan plot monitoring (hide) TN Baluran. Ini pengalaman yang benar-benar unik dan langka." ungkapnya.
Dalam patroli ini, peserta akan berkeliling hutan lebat, savana luas, hingga daerah berbukit untuk mengamati satwa liar seperti banteng Jawa, kijang, lutung, berbagai jenis burung langka, hingga kucing hutan. Mereka juga akan mendapatkan wawasan tentang cara para ranger mendeteksi tanda-tanda perburuan liar, jejak satwa, serta menjaga keseimbangan ekosistem di Baluran.
Karena sifatnya yang eksklusif, PWR hanya membuka slot peserta dalam jumlah terbatas. Seri perdana program ini diikuti oleh 12 peserta terpilih dari 98 pendaftar, yang berasal dari berbagai daerah seperti Bogor, Surabaya, Malang, Mojokerto, Banyuwangi, dan Situbondo. Mereka terdiri dari wildlife enthusiast, selebgram, influencer fotografi, serta pemandu wisata profesional (HPI).
Salah satu peserta, Rizky Putra, seorang fotografer satwa liar dari Malang, mengungkapkan bahwa pengalaman ini memberikan perspektif baru dalam mengabadikan keindahan alam.
"Biasanya saya hanya datang ke taman nasional untuk memotret satwa dari kejauhan. Tapi kali ini saya bisa merasakan langsung bagaimana ranger bekerja, memahami tantangan mereka, dan melihat satwa dari sudut pandang yang lebih dekat dan eksklusif," ujarnya.
Keunikan program ini juga terletak pada keharusan peserta untuk menginap di homestay masyarakat desa penyangga, menggunakan jasa ojek dan porter dari penduduk lokal, serta mendukung ekonomi berbasis komunitas.
"Saat ini banyak wisatawan yang datang ke Baluran tapi menginap di hotel berbintang di Banyuwangi. Dengan adanya PWR, kami ingin menghidupkan kembali homestay di desa penyangga, sehingga manfaat ekonomi juga dirasakan oleh masyarakat sekitar," jelas Johan Setiawan.
Sebelum peluncuran PWR, Balai TN Baluran telah melakukan berbagai persiapan, seperti sertifikasi pemandu wisata lokal serta penguatan kembali paguyuban homestay di Desa Wonorejo dan Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa pariwisata yang berkembang tetap sejalan dengan prinsip konservasi dan keberlanjutan lingkungan.
Melalui PWR, diharapkan masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian dari solusi dalam menjaga ekosistem TN Baluran. Program ini juga menunjukkan bahwa konservasi dan pariwisata dapat berjalan beriringan, di mana wisatawan mendapatkan pengalaman luar biasa, sementara lingkungan tetap terjaga dan masyarakat setempat mendapat manfaat ekonomi.
Ke depannya, jika program ini sukses, bukan tidak mungkin PWR akan menjadi model bagi taman nasional lain di Indonesia dalam menciptakan pariwisata berbasis edukasi dan konservasi yang berkelanjutan.
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia