Direktur Utama PT. Bandar Laut Dunia (BALAD) Moh Ka’bil Mubarok saat di Singapura
SINGAPURA, JBN Indonesia – Sebuah langkah monumental dalam industri perikanan Indonesia terjadi di Estate lantai 5 Hotel Hilton Singapura, di mana PT. Bandar Laut Dunia (BALAD) Grup secara resmi menandatangani Kontrak Jual Beli Rumput Laut dengan Raintrust Biotechnology Singapura PTE. LTD. Senin (24/03/
Dalam acara bersejarah ini, Moh Ka’bil Mubarok, Direktur Utama PT. Bandar Laut Dunia (BALAD) Grup, menandatangani perjanjian strategis dengan Mr. Philip Gu, Direktur Utama Raintrust Biotechnology Singapura PTE. LTD. Kesepakatan ini juga disaksikan oleh jajaran Direksi PT. BALAD Grup serta Drs. Agustiono Sulasno, M.H., Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, yang hadir mewakili Bupati Sumenep, Jawa Timur.
Kesepakatan ini bukanlah hasil yang datang tiba-tiba. Sejak Januari 2025, HRM. Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, Owner dan Founder BALAD Grup, telah membangun komunikasi intensif dengan Raintrust Biotechnology Singapura. Lawatan pertama ke Pendopo Kabupaten Sumenep di awal tahun menjadi langkah awal dalam membangun kepercayaan dan kolaborasi strategis ini.
Puncaknya, pada Februari 2025, tim BALAD Grup bersama mitra bisnis dari China, Shenzhen Longkeyuan Aquaculture CO. LTD, serta Raintrust Biotechnology Singapura PTE. LTD melakukan survei langsung ke Gugusan Teluk Kangean, Sumenep. Hasil survei tersebut menegaskan bahwa Teluk Kangean adalah salah satu kawasan terbaik dunia untuk budidaya perikanan, termasuk rumput laut. Bahkan, mitra dari China dan Singapura mengakui bahwa kawasan ini adalah “surga perikanan di bumi”.
Ada beberapa hal penting yang perlu dipahami dari kontrak ini:
Kontrak ini murni perjanjian jual beli rumput laut antara BALAD Grup sebagai penjual dan Raintrust Biotechnology Singapura sebagai pembeli.
BALAD Grup akan mengelola seluruh budidaya rumput laut di lahan seluas 50.000 hektare di Gugusan Teluk Kangean dengan investasi sendiri tanpa campur tangan modal asing.
Raintrust Biotechnology akan membeli hasil panen rumput laut dan memasarkannya ke pasar internasional.
Selain sebagai pembeli, Raintrust juga akan menyediakan teknologi modern dalam budidaya rumput laut, termasuk pencegahan penyakit dan peningkatan produktivitas.
Raintrust tidak menanamkan modal dalam proses budidaya, sehingga kendali penuh tetap berada di tangan BALAD Grup.
Sebagai langkah awal, BALAD Grup menargetkan untuk memulai budidaya di lahan 25.000 hektare pertama dalam tahun 2025, dengan nilai investasi mencapai Rp1,8 triliun. Investasi besar ini akan menciptakan 15.000 lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat lokal, sekaligus mengubah Kabupaten Sumenep menjadi pusat industri rumput laut terbesar di Asia.
Menurut Drs. Agustiono Sulasno, M.H., Kadis Perikanan Kabupaten Sumenep, proyek ini akan memberikan dampak luar biasa bagi perekonomian daerah. Hanya dari sektor rumput laut, Sumenep diprediksi akan memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga 25%, menjadikannya kontributor PAD terbesar kedua setelah sektor migas.
Dengan tekad kuat, BALAD Grup berkomitmen untuk menguasai industri perikanan dunia. Konsep LOKETARU (Lobster, Kerapu, Kepiting, Kerang, Teripang, Anggur Laut, Rajungan, Rumput Laut, Udang) akan menjadi tonggak utama dalam ekspansi perusahaan ini.
Tak hanya menjual hasil panen, BALAD Grup juga berencana membangun industri hilir dengan mendirikan pabrik pengolahan rumput laut di Sumenep dan Situbondo. Pabrik ini akan mengubah rumput laut menjadi berbagai produk bernilai tinggi, seperti:
Bahan baku tekstil, Skincare & kosmetik, Minuman kesehatan, Biofuel, Beras rumput laut.
Dalam jangka panjang, BALAD Grup dan Raintrust berencana mendirikan perusahaan joint venture global yang akan melantai di bursa saham (IPO) dalam dua tahun ke depan.
Kesepakatan ini menandai era baru bagi industri kelautan Indonesia. Dengan kombinasi modal besar, teknologi modern, dan ekosistem bisnis yang kuat, BALAD Grup menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam industri perikanan dunia.
Bagi Kabupaten Sumenep, proyek ini bukan sekadar bisnis. Ini adalah awal dari transformasi besar-besaran menuju ekonomi biru yang berkelanjutan. Dengan pemanfaatan 50.000 hektare lahan budidaya rumput laut, Sumenep akan menjadi pusat produksi rumput laut terbesar di dunia.
Indonesia kini bersiap untuk menaklukkan dunia dalam sektor perikanan. Dan BALAD Grup, dengan visi besar DABATUKA (Demi Allah! Bumi Aku Taklukkan Untuk Kemanusiaan), berada di garis depan perjuangan ini.
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia