Gandeng Ahli Genetika dan IPO Internasional, BALAD Grup Siap Kuasai Pasar Lobster Cina

Sabtu, 08 Maret 2025 | 02:19 WIB Last Updated 2025-03-07T19:20:20Z

 

Owner Balad Grup bersama para koleganya di China


JAKARTA, JBN Indonesia – Sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Lautannya menyimpan potensi luar biasa, salah satunya adalah lobster, yang kini menjadi primadona dalam industri perikanan global. Namun, tahukah Anda bahwa Cina membutuhkan sekitar 7 miliar ekor lobster setiap tahun? Mayoritas kebutuhan ini masih dipenuhi oleh Vietnam, Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat, dengan Indonesia hanya menyumbang bagian kecil dari pasokan tersebut.

Melihat peluang besar ini, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, Owner BALAD Grup, bertekad menerobos dominasi pasar Cina dan menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri lobster dunia. "Sebagai pengusaha perikanan budidaya Indonesia, saya ingin menegaskan hegemoni pasar lobster di Cina. Untuk itu, saya menggandeng tiga kolega internasional dengan keahlian berbeda, yang akan memperkuat strategi besar ini," ujar Haji Lilur, sapaan akrabnya.

Untuk menaklukkan pasar lobster Cina, Haji Lilur tidak berjalan sendiri. Ia menggandeng tiga tokoh kunci yang memiliki keahlian luar biasa di bidangnya, diantaranya ;

Philip Gu seorang Ahli IPO dan Konsultan Perikanan PBB
Philip Gu adalah pengusaha berkewarganegaraan ganda Singapura-Australia, yang telah menjadi konsultan perikanan PBB selama 10 tahun. Ia juga memiliki perusahaan rumput laut yang sukses IPO di Australia, dengan nilai saham yang melonjak 8.000 kali lipat dalam beberapa hari setelah listing.

"Ahli IPO seperti Philip Gu sangat penting untuk membantu perusahaan-perusahaan saya menuju IPO dan mengembangkan bisnis perikanan budidaya secara global," jelas Haji Lilur.

Cao Cung alias Cao Yue Ming – Ahli Hatchery dan Rekayasa Genetika Lobster di Cina
Cina dikenal sebagai negara yang sangat maju dalam rekayasa genetika perikanan. Oleh karena itu, BALAD Grup menggandeng Cao Yue Ming, seorang pakar dalam hatchery lobster dan inovasi genetika. Kehadirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas budidaya lobster agar bisa bersaing dengan Vietnam dan negara lain.

Lin Li merupakan Dekan Fakultas Zoologi di Zhongkai College, Cina
Lin Li adalah akademisi berpengaruh di industri perikanan, dengan pengalaman sebagai anggota berbagai komite penelitian perikanan di Cina dan Jerman. Keahliannya dalam kesehatan dan pembiakan ikan akan mendukung pengembangan budidaya yang lebih efisien dan berkelanjutan.

"Dengan kombinasi ahli IPO, pakar rekayasa genetika, dan akademisi perikanan terkemuka, saya yakin menaklukkan pasar perikanan budidaya di Cina hanya tinggal menunggu waktu," tegas Haji Lilur penuh optimisme.

Saat ini, BALAD Grup tengah mengelola budidaya perikanan di Gugusan Teluk Kangean, Madura, Jawa Timur, seluas 90.000 hektare. Kawasan ini menjadi pusat produksi LOKETARU, yang mencakup Lobster, Kerapu, Kerang, Kepiting, Teripang, Anggur Laut, Rajungan, Rumput Laut, dan Udang Kipas.

"Luas budidaya lobster di 16 teluk mencapai 8.000 hektare, sementara 50.000 hektare lainnya difokuskan pada rumput laut. Selebihnya dibagi secara fungsional untuk komoditas lain dalam ekosistem LOKETARU," jelas Haji Lilur.

Jum’at, 14 Maret 2025, menjadi hari yang sangat bersejarah bagi perjalanan bisnis BALAD Grup. Menurut Haji Lilur, hari tersebut akan menjadi puncak pencapaian usaha perikanan budidayanya, menandai kesuksesan ekspansi dan strategi besar yang telah dijalankan selama ini.

"Saya sudah mencapai titik puncak dalam bisnis perikanan budidaya. Setelah ini, saya akan diam di media sosial dan tidak lagi berbicara tentang usaha perikanan budidaya. Perjalanan ini sudah mencapai level tertinggi," ungkapnya.

Namun, Haji Lilur tidak akan berhenti di sini. Setelah sukses di industri perikanan, ia siap membuka babak baru dalam dunia bisnis dengan merambah usaha rempah-rempah Nusantara.

Dari Laut ke Rempah: Babak Baru Perjalanan Haji Lilur

Mulai akhir April 2025, Haji Lilur akan fokus pada bisnis perdagangan rempah-rempah. "Indonesia adalah negeri rempah yang pernah berjaya di masa lalu. Saya ingin membawa kejayaan itu kembali ke panggung dunia. Transisi ini akan saya isi dengan perjalanan bisnis sambil menikmati kopi di berbagai kota, baik di Indonesia maupun di mancanegara," pungkasnya.

Dengan visi besar dan strategi yang matang, perjalanan bisnis BALAD Grup dan Haji Lilur seakan tak terbendung. Dari budidaya lobster hingga perdagangan rempah dunia, semuanya dilakukan dalam semangat kejayaan Indonesia.


Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Gandeng Ahli Genetika dan IPO Internasional, BALAD Grup Siap Kuasai Pasar Lobster Cina

Trending Now