BALAD Grup Pindahkan Keramba ke Teluk ke-4, Menuju Target 80.000 Keramba di 16 Teluk Kangean

Rabu, 09 April 2025 | 16:14 WIB Last Updated 2025-04-09T09:15:07Z

 

Keramba ke-4 mulai ditarik menuju teluk kepulauan Kangean Sumenep


SUMENEP, JBNIndonesia.com – Langit cerah menyambut prosesi pemindahan keramba keempat oleh Bandar Laut Dunia Grup—BALAD Grup—ke Teluk Pulau Karanjang, teluk keempat dari total 16 teluk yang telah ditetapkan sebagai kawasan budidaya benih bening lobster (BBL) di wilayah strategis Gugusan Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Rabu (09/04).


Proses perakitan keramba dilakukan di Teluk Pulau Bungin Nyarat, Desa Saobi, Kecamatan Kangayan, kemudian dipindahkan sejauh 5,8 kilometer laut menuju Teluk Pulau Karanjang di Desa Torjek. Pemindahan ini menandai babak baru dalam misi besar BALAD Grup menjadikan Indonesia sebagai kiblat dunia dalam usaha perikanan budidaya, khususnya komoditas unggulan lobster.


CEO BALAD Grup, HRM Khalilur Abdullah Sahlawiy, yang lebih dikenal dengan nama adat Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara atau KP Krendo Panulahar, memimpin langsung koordinasi proyek ini. Di bawah komando strategisnya, BALAD Grup menetapkan visi jangka panjang: menanamkan 80.000 keramba dalam lima tahun ke depan (2025-2030) untuk membudidayakan dua miliar ekor lobster.


"Ini bukan sekadar proyek ekonomi. Ini adalah pergerakan sejarah. Kami ingin membawa nama Indonesia mendunia melalui lautnya, dan Kangean adalah panggungnya," tegas KP Edo Yudha Negara  yang saat merampungkan kontrak kerjasamanya di Hanoi Vietnam


Sejauh ini, empat teluk telah aktif dalam program ini yakni, Teluk Pangelek, Teluk Sabiteng, Teluk Pulau Malang, Teluk Pulau Karanjang


Masing-masing teluk akan menjadi pusat produksi BBL skala industri, dengan target akhir 16 teluk aktif dalam waktu dekat, tepatnya pada April–Mei 2025. Total luas area budidaya yang dikembangkan mencapai 8.000 hektar, menjadikannya salah satu kawasan budidaya lobster terluas di dunia.


Proyek ini dilaksanakan dengan pendekatan padat karya, menyerap ribuan tenaga lokal dari masyarakat asli Kangean, serta mendidik generasi muda Kangean agar siap mengelola potensi laut mereka sendiri. Ahmad Yani, Hosaini Busak, dan Hidayaturrahman Hariyanto, tiga pemuda lokal yang ditunjuk langsung oleh KP Edo untuk memimpin proyek ini dari lapangan.


Dengan memanfaatkan teknologi budidaya modern dari mitra Vietnam dan sistem hatchery Situbondo yang mumpuni, BALAD Grup memastikan keberlanjutan dan produktivitas jangka panjang. Strategi bisnisnya tidak hanya fokus pada kuantitas, tetapi juga kualitas ekspor yang siap memenuhi permintaan pasar Jepang, China, Amerika Serikat, hingga Eropa.


Sebagai bagian dari Visi DABATUKA (Demi Allah! Bumi Aku Taklukkan Untuk Kemanusiaan), KP Edo Yudha Negara menjadikan proyek ini sebagai titik mula kebangkitan maritim Indonesia di panggung global.


"Pulau-pulau kecil ini tak lagi menjadi halaman belakang Nusantara. Di tangan kami, mereka adalah beranda masa depan Indonesia," tutup KP Edo dengan sorot mata penuh keyakinan.


BALAD Grup telah menyiapkan ekspansi besar-besaran ke berbagai provinsi lain setelah sukses membangun pusat budidaya di Kangean, dengan target utama NTT, Maluku, NTB, Sulut, Kepri, Bangka Belitung, dan Papua. Dalam waktu yang tidak lama, proyek ini akan menjadi tonggak lahirnya peradaban maritim baru dari Timur Indonesia.


Dapatkan Berita Terupdate dari JBN Indonesia
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.

Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • BALAD Grup Pindahkan Keramba ke Teluk ke-4, Menuju Target 80.000 Keramba di 16 Teluk Kangean

Trending Now