SITUBONDO, JBNIndonesia.com – Tersembunyi di balik rindangnya hutan pantura Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Wisata Beach Forest mencuri perhatian. Bukan sekadar menawarkan keindahan pantai dan keteduhan pepohonan, tapi juga menjadi pionir wisata hutan yang berani melompat ke era digital.
Berkaitan dengan penerapan e-Ticketing, Wisata Beach Forest dikunjungi tim auditor eksternal dari PT Equality Indonesia, perusahaan penyedia sistem mobile e-ticketing terkemuka di Indonesia. Dipimpin oleh Ir. Slamet Mulyadi dan didampingi tim dari Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, kunjungan ini menandai babak baru pengelolaan wisata di bawah Perhutani—yang kini mulai lepas dari cara-cara manual. Kamis (24/04).
“Beach Forest adalah lokasi pertama di wilayah KPH Bondowoso yang menerapkan sistem tiket elektronik. Ini langkah konkret mendongkrak pendapatan dari sektor non-kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK),” ujar Slamet, yang sudah mengawasi perkembangan Beach Forest selama empat tahun terakhir.
Yang membedakan Beach Forest bukan hanya keindahan alamnya, tapi sistem e-ticketing dengan kartu prabayar eksklusif: Beach Forest Access. Cukup dengan Rp10.000 untuk biaya cetak, pengunjung sudah bisa menikmati akses masuk yang praktis, tinggal top-up saldo sesuai kebutuhan.
Sistem ini terbukti bukan hanya efisien, tapi juga efektif. “Kami tak hanya bicara teknologi, tapi juga transparansi, kenyamanan, dan akuntabilitas. Dalam dua tahun terakhir, kami menjadi penyetor profit sharing terbesar se-KPH Bondowoso.” ungkap pengelola Beach Forest Haji Sulaiman.
Lebih dari itu, keberhasilan ini juga tak lepas dari tata kelola lingkungan yang baik. Kebersihan terjaga, hutan direboisasi rutin, dan selama dua tahun terakhir, tidak ada satu pun klaim premi asuransi. “Artinya, wisata ini aman, tertib, dan profesional,” tambahnya.
Tim pengawas Perum Perhutani Pusat yang turut hadir, mengaku kagum. Pertanyaan-pertanyaan mereka soal kelestarian, sistem bagi hasil, hingga penerapan e-ticketing, dijawab bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan fakta lapangan.
Beach Forest kini bukan hanya menjadi destinasi alam, tapi juga simbol kemajuan pariwisata Perhutani. Dengan teknologi, transparansi, dan pengelolaan yang berkelanjutan, pantai yang dulu sunyi ini telah menjelma menjadi destinasi unggulan.
“Harapannya, Beach Forest jadi contoh. Bahwa wisata alam bisa maju, modern, dan tetap lestari,” tutup Slamet.
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia