SURABAYA, JBNIndonesia — Sebuah langkah revolusioner kini tengah dirintis dari timur Madura, tepatnya di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep. Tak hanya dikenal sebagai kawasan strategis maritim dengan kekayaan lautnya, Kangean kini bersiap menjadi pusat kekuatan ekonomi baru di daratan melalui program bertajuk “KANGEAN & SEJUTA KELAPA”. Sabtu (26/04).
Program ini merupakan gagasan besar dari PT. Raja Kebun Indonesia (RAKESA), bagian dari grup usaha SABHUMI BARAT BASRA, yang dipimpin oleh Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara, cicit dari Pangeran Kanduruhan Raja Sumenep dan keturunan langsung Prabu Brawijaya V dari Majapahit. Visi besar ini tidak lain adalah mewujudkan industrialisasi berbasis kerakyatan dengan tetap menjunjung tinggi nilai gotong royong, kepemilikan tanah rakyat, dan kemandirian ekonomi desa.
RAKESA merancang pembangunan 5 pabrik pengolahan kelapa yang berbasis pada hasil panen dari sejuta pohon kelapa jenis Genjah Enthok. Adapun pabrik-pabrik yang dirancang antara lain:
1.Pabrik Minyak Kelapa Tradisional dan Modern.
2.Pabrik VCO (Virgin Coconut Oil) untuk kebutuhan ekspor dan farmasi.
3.Pabrik Gula Merah Kelapa.
4.Pabrik Arang Tempurung Kelapa, menyasar pasar ekspor BBQ dan industri.
5.Pabrik serabut kelapa, bahan baku industri kasur, sapu dan tekstil.
Kelima pabrik ini akan dibangun di Situbondo, sebagai hub pengolahan terdekat dengan Kangean. Seluruh kelapa hasil panen dari Kangean akan diangkut ke Situbondo secara berkala.
Skema kerjasama yang ditawarkan oleh RAKESA sangat menarik dan tidak memberatkan masyarakat:
1.Masyarakat menyediakan lahan tanpa perlu mengeluarkan biaya pembibitan.
2.RAKESA menyediakan 1 juta bibit kelapa unggul dan membiayai distribusi.
3.Buah kelapa tetap dijual kepada RAKESA dengan harga 100% sesuai harga pasar—tidak dipermainkan oleh tengkulak.
4.Pohon menjadi milik RAKESA, tanah tetap milik rakyat.
5.Bila pohon sudah tidak produktif, akan ditebang oleh RAKESA, dan diganti dengan bibit baru.
Program ini dirancang untuk berkelanjutan dan regeneratif, membentuk ekosistem pertanian rakyat yang modern dan terjamin pasarnya.
Sebagai langkah awal, pengiriman 6.000 bibit kelapa pertama akan dilakukan pada Ahad, 4 Mei 2025, ke desa Bungin Nyarat, Kangean. Bibit ini akan ditanam dengan pola jarak minimal 5 meter per pohon, menciptakan tata kelola kebun kelapa yang produktif dan ramah lingkungan.
Kegiatan ini menjadi momentum penting, sebab bukan hanya melibatkan kelompok tani, tetapi juga melibatkan tokoh adat, perangkat desa, generasi muda, dan seluruh elemen masyarakat. Penanaman perdana akan dilakukan bersama, sebagai simbol bangkitnya kedaulatan pangan dan industri dari desa.
Dalam pernyataan resminya, Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara menegaskan bahwa program ini adalah bagian dari amanat besar "DABATUKA" Demi Allah! Bumi Aku Taklukkan Untuk Kemanusiaan.
“Kalau sejuta pohon masih kurang, kita akan tanam semiliar pohon kelapa! Darat kita tanami, laut kita budidayakan. Kita bangun kekuatan ekonomi rakyat dari akar rumput,” tegas beliau. di markas SABHUMI BARAT BASRA, Graha Pena Ekstensi Lantai 10, Surabaya.
Bersama BALAD Grup yang kini membangun perikanan budidaya (LOKETARU) dan DEMARA Grup di sektor perikanan tangkap, langkah RAKESA ini melengkapi ekosistem usaha Surya Bhumi: dari laut hingga darat, dari pangan hingga industri.
Dengan simbol Surya Bhumi yang diambil dari lambang Majapahit, program ini membawa semangat kejayaan Nusantara dalam versi baru, bukan melalui kekuasaan, tetapi melalui keberdayaan dan kemandirian rakyat.
Kangean, yang dahulu hanya dipandang sebagai pulau terluar, kini diposisikan sebagai pusat kebangkitan ekonomi Nusantara. Kelapa bukan sekadar tanaman, tapi senjata ekonomi rakyat untuk bangkit, berdikari, dan menaklukkan dunia melalui ekspor produk bernilai tinggi.
Jika Anda warga Kangean dan memiliki lahan tidur, inilah waktunya untuk bangkit. Sejuta kelapa bukan hanya mimpi, ia adalah jalan menuju martabat dan kemakmuran.
Hak Jawab dan Hak Koreksi melalui email: jbnredaksi@gmail.com
- Pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan ini dapat mengajukan sanggahan/hak jawab.
- Masyarakat pembaca dapat mengajukan koreksi terhadap pemberitaan yang keliru.
Follow Instagram @jbnindonesia dan Fanspage JBN Indonesia